Ada seorang raja yang senang sekali berburu… suatu ketika saat berburu, jarinya terluka… tabib kerajaan pun merawat jari raja yang terluka..
karena gelisah, sang Raja bertanya “bagaimana..?? apakah jariku akan baik atau buruk..??
“Good..? bad..?? who knows..?? (baik..? buruk..? siapa yang tahu..?)” kata sang Tabib..
Beberapa hari kemudian jari sang Raja itu terinfeksi dan membengkak.. dengan paniknya sang Raja menemui tabib dan bertanya “Apa yang terjadi..?? apa lukaku bisa baik-baik saja..???
Dengan tenang tabib kembali menjawab “Good..? Bad..? Who knows…??”
Sang Raja tentu tidak terkesan sama sekali dengan kata-kata tabibnya, namun dia mencoba tetap bersabar dan percaya pada tabibnya sampai suatu ketika keadaan jarinya menjadi begitu parah sampai tabib terpaksa harus memotongnya.. amputasi…
“Baik..??? Buruk…??? AKU TAHU INI BURUK….!!!!!!
Sang Raja murka dan menjebloskan tabib ke penjara…
“Nah, sekarang bagaimana perasaanmu..???!!”
“Good..? Bad..? Who knows..??”
“Dasar tabib sinting..!”
Setelah luka jari sang Raja sembuh, dia kembali berburu ke tengah hutan…
Dia mengejar buruannya sampai ke pelosok rimba… tepisah dari rombongannya dan kemudian tertangkap oleh suku pedalaman penghuni rimba…
Betapa takutnya Raja kita ini ketika suku rimba mengatakan bahwa dirinya akan dikorbankan untuk para Dewa… namun ketika mengikat tangan Raja di tiang pengorbanan, mereka menyadari bahwa jari sang Raja kurang satu..!
“Kami tidak bisa mengorbankanmu.., jarimu kurang satu.. kamu tidak sempurna sebagai korban..”
Mereka pun melepaskannya…
Dengan gembira sang Raja kembali ke Istananya den langsung menemui sang Tabib di penjara… “Menakjubkan” kata sang Raja.. “memang aku kehilangan jariku, tapi siapa yang tahu ini baik atau buruk.. dan ternyata ini baik bagiku… terima kasih banyak… aku akan membebaskanmu dari penjara..”
Sambil penjaga penjara membukakan pintu penjara bagi sang Tabib, Raja melanjutkan
“Aku sangat menyesal telah berbuat buruk memenjarakanmu.., maafkan aku…”
“apa maksud paduka memenjarakan hamba adalah buruk..?? justru baik hamba dipenjara.. karena jika hamba tidak dipenjara, hamba pasti akan bersama paduka berburu ke hutan, suku rimba akan menangkap hamba juga dank arena jari hamba lengkap, maka hambalah yang akan dikorbankan…”
(Ajah Brahm)