Arsip Bulanan: November 2015
Jangan Korbankan Toleransi Atas Nama Aqidah, Pun Sebaliknya
Prof. Quraish Shihab: Jangan Korbankan Toleransi Atas Nama Aqidah, Pun Sebaliknya

Dalam agama Islam dikenal istilah tasamuh untuk merujuk pada toleransi. Menurut Quraish Shihab toleransi adalah batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih dapat diterima. Toleransi adalah penyimpangan yang tadinya harus dilakukan menjadi tidak dilakukan. singkatnya penyimpangan yang dapat dibenarkan.
Islam menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan memiliki berbagai macam perbedaan. perbedaan bukan hanya keniscayaan tetapi juga kebutuhan. Tapi pada saat yang sama Tuhan menghendaki juga agar manusia bersama. Bersama dengan Tuhan dan bersama dengan seluruh manusia.
“Keniscayaan perbedaan dan keharusan persatuan itulah yang mengantar manusia harus bertoleransi. Karena semua manusia mendambakan kedamaian. Tanpa toleransi tidak mungkin ada kedamaian. Semua manusia mendambakan kemaslahatan, dan tanpa toleransi tidak akan ada kemaslahatan. Semua menginginkan kemajuan dan tanpa toleransi kemajuan tidak akan tercapai” Ungkap pakar tafsir Quraish Shihab.
Islam memahami toleransi bukan saja dalam kehidupan bermasyarakat tetapi juga dalam kehidupan beragama. Banyak sekali contoh dalam al Qur’an dan juga kisah nabi SAW yang memperlihatkan kadar toleransi yang sangat begitu tinggi.
Quraish Shihab mengkisahkan, dalam perjanjian Hudaibiyyah, nabi SAW menulis kata bismillahi rahmani rohim pada perjanjian. Namun orang-orang musyrik tidak terima dengan kalimat basmallah tersebut. Mereka menginginkan ditulisbismikallauhumma. Dan nabi SAW akhirnya menyetujuinya. Sebenarnya para sahabat tidak bisa mentoleransi hal tersebut. Tetapi nabi SAW yang penuh dengan toleransi menghapus kata itu demi kemaslahatan dan perdamian.
Menurut Quraish Shihab kita memang tidak boleh mengorbankan aqidah demi toleransi, tetapi dalam saat yang sama kita tidak boleh mengorbankan toleransi atas nama aqidah. Karena itu sekian banyak ayat al Qur’an berbicara dan menganjurkan untuk bertoleransi, misalnya dalam surat Saba’ 25-26. [Mh].
Selalu ada kebaikan di balik keburukan
Ada seorang raja yang senang sekali berburu… suatu ketika saat berburu, jarinya terluka… tabib kerajaan pun merawat jari raja yang terluka..
karena gelisah, sang Raja bertanya “bagaimana..?? apakah jariku akan baik atau buruk..??
“Good..? bad..?? who knows..?? (baik..? buruk..? siapa yang tahu..?)” kata sang Tabib..
Beberapa hari kemudian jari sang Raja itu terinfeksi dan membengkak.. dengan paniknya sang Raja menemui tabib dan bertanya “Apa yang terjadi..?? apa lukaku bisa baik-baik saja..???
Dengan tenang tabib kembali menjawab “Good..? Bad..? Who knows…??”
Sang Raja tentu tidak terkesan sama sekali dengan kata-kata tabibnya, namun dia mencoba tetap bersabar dan percaya pada tabibnya sampai suatu ketika keadaan jarinya menjadi begitu parah sampai tabib terpaksa harus memotongnya.. amputasi…
“Baik..??? Buruk…??? AKU TAHU INI BURUK….!!!!!!
Sang Raja murka dan menjebloskan tabib ke penjara…
“Nah, sekarang bagaimana perasaanmu..???!!”
“Good..? Bad..? Who knows..??”
“Dasar tabib sinting..!”
Setelah luka jari sang Raja sembuh, dia kembali berburu ke tengah hutan…
Dia mengejar buruannya sampai ke pelosok rimba… tepisah dari rombongannya dan kemudian tertangkap oleh suku pedalaman penghuni rimba…
Betapa takutnya Raja kita ini ketika suku rimba mengatakan bahwa dirinya akan dikorbankan untuk para Dewa… namun ketika mengikat tangan Raja di tiang pengorbanan, mereka menyadari bahwa jari sang Raja kurang satu..!
“Kami tidak bisa mengorbankanmu.., jarimu kurang satu.. kamu tidak sempurna sebagai korban..”
Mereka pun melepaskannya…
Dengan gembira sang Raja kembali ke Istananya den langsung menemui sang Tabib di penjara… “Menakjubkan” kata sang Raja.. “memang aku kehilangan jariku, tapi siapa yang tahu ini baik atau buruk.. dan ternyata ini baik bagiku… terima kasih banyak… aku akan membebaskanmu dari penjara..”
Sambil penjaga penjara membukakan pintu penjara bagi sang Tabib, Raja melanjutkan
“Aku sangat menyesal telah berbuat buruk memenjarakanmu.., maafkan aku…”
“apa maksud paduka memenjarakan hamba adalah buruk..?? justru baik hamba dipenjara.. karena jika hamba tidak dipenjara, hamba pasti akan bersama paduka berburu ke hutan, suku rimba akan menangkap hamba juga dank arena jari hamba lengkap, maka hambalah yang akan dikorbankan…”
(Ajah Brahm)
7 TIPS CARA MENGATASI PENGARUH HIPNOTIS
Memaafkan Bisa Menyehatkan
Kompas.com – “Sorry is the hardest word to say”. Begitulah lirik sebuah lagu yang menggambarkan betapa sulitnya memberi dan meminta maaf. Bukan hanya memaafkan orang lain, terkadang memaafkan diri sendiri juga bukan perkara mudah. Dibutuhkan pengorbanan dan keberanian.
Padahal, terus-menerus memendam kemarahan hanya akan merugikan diri sendiri. Bahkan apabila rasa benci itu terus menguasai, Anda berisiko menderita banyak penyakit. Orang yang tidak bisa memaafkan umumnya akan merasa lebih cemas, takut, dan pemarah.
Kebencian kronis memiliki efek yang dapat melemahkan Anda. Karena kebencian tersebut akan menimbulkan kemarahan, rasa bersalah, permusuhan, dan sakit hati dari waktu ke waktu. Emosi bisa melepaskan hormon kortisol, yang bisa berakibat buruk bagi kesehatan Anda.
Di sisi lain, belajar memaafkan memberikan banyak manfaat kesehatan, beberapa diantaranya adalah:
* Meningkatkan respon imun,
* Menurunkan tekanan darah
* Meningkatkan tidur
* Mengurangi kecemasan dan depresi
* Meningkatkan harga diri
* Memberikan Anda ketenangan pikiran.
Hal di atas hanya sebagian kecil manfaat yang ditawarkan kepada Anda dengan memaafkan orang lain. Jadi, mengapa Anda tidak mencoba untuk menanamkan kebiasaan tersebut mulai dari sekarang untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang begitu banyak.
Satu atau dua kejadian buruk di masa lalu janganlah sampai mempengaruhi kehidupan Anda saat ini. Yang lalu biarkanlah berlalu, karena hidup akan terus berjalan. Oleh karena itu, perlu untuk seseorang belajar mengampuni diri sendiri dan orang lain!
Bagaimana cara memaafkan?
– Terima situasinya. Apa yang terjadi di masa lalu tidak bisa diubah lagi, jadi terimalah fakta itu. Tak ada seorang pun yang sempurna.
– Lepaskan. Memaafkan bukan berarti melupakan yang terjadi. Ini berarti Anda tak lagi menciptakan emosi yang sama dengan yang pernah dirasakan lagi dan lagi dalam pikiran. Belajarlah dari situasi dan bergeraklah.
– Hindari kata negatif. Kata-kata memiliki kekuatan tersembunyi. “Tidak”, dan “tak pernah”, akan membuat Anda makin terbenam dalam ingatan masa lalu. Jadi, kalimat seperti “saya tak akan pernah bisa bertemu dengannya,” atau “saya tak akan lupa apa yang telah dia lakukan,” harus dihindari.
– Tuliskan dan hancurkan. Tuliskan semua hal yang pernah dilakukan dan Anda rasa salah atau apa yang orang lain lakukan terhadap Anda. Menulis bisa membantu membersihkan pikiran. Latihan ini akan membantu Anda menemukan masalah-masalah yang belum terselesaikan dalam pikiran Anda.
– Berhenti menghakimi diri sendiri. Ijinkan diri Anda untuk berbuat salah. Bersikap baiklah dan cintai diri sendiri. Memilih untuk memaafkan diri kemudian maju selangkah dan lepaskan masa lalu. Jika Anda merasa telah mengecewakan seseorang, tak ada salahnya Anda menemuinya dan secara langsung minta maaf. Anda juga harus memahami apa yang pernah Anda perbuat mungkin tak sebesar itu melukai dirinya. Meminta maaf langsung juga akan membebaskan Anda dari derita pikiran.
Lindungi Diri dari Energi (Aura) Negatif
Lindungi Diri dari Energi Negatif
Tubuh segar dan penuh energi ternyata tidak hanya didapat berkat rajin olah raga dan mengonsumsi makanan sehat. Tubuh kita yang diselubungi medan energi sangat sensitif terhadap getaran di sekitar kita.
Mungkin Anda pernah mengalami ini. Berada di dekat seseorang yang terus menerus mengeluh tentang banyak hal. Dalam waktu singkat Anda merasa lelah dan ikut merasa negatif.
Tubuh kita dikelilingi oleh medan energi tak terlihat yang sering disebut aura. Aura ini sensitif terhadap getaran dunia di sekitar kita. Menghabiskan waktu di alam terbuka atau mendengarkan musik tertentu bisa mengisi medan energi kita. Sementara kata-kata atau pikiran negatif, emosi orang lain, alkohol, penyakit, dan trauma punya dampak menghabiskan energi.
Itu sebabnya kita membutuhkan pelindung energi. “Pada dasarnya melindungi energi adalah meletakkan sesuatu di sekeliling kita supaya tidak terkena stres, kesedihan dan hal-hal negatif,” jelas Richard Webster, penulis buku Psychic Protection for Beginners.
Pelindung energi ini bermanfaat untuk semua orang. Namun mereka yang hidup atau bekerja dengan orang-orang sulit atau negatif, mereka yang memiliki pekerjaan sebagai penyembuh, atau mereka yang lahir di bawah tanda air (Cancer, Scorpio, Pisces) sangat membutuhkan pelindung energi.
Ada banyak cara untuk membersihkan dan melindungi energi kita. Bentuknya bisa berupa meditasi, terapi kristal, terapi warna. Kuncinya adalah menemukan yang sesuai untuk diri Anda. “Pilih dua atau tiga yang bisa dilakukan atau mudah dilakukan. Jadikan hal tersebut sebagai kebiasaan,” saran Jacqui Bushell, instruktur terapi alami dan pelindung energi.
Tanda-Tanda Butuh Pelindung Energi
1. Terus menerus merasa lemas atau kelelahan
2. Mudah terpengaruh emosi orang lain. Ada beberapa orang yang membuat Anda merasa lelah atau tak sehat.
3. Sensitif terhadap tempat keramaian seperti mal atau supermarket.
4. Merasa cemas dan tegang terus menerus
5. Sulit berkata tidak, terus menerus merasa bersalah.
6. Merasa nyeri atau sakit yang tak bisa dijelaskan
7. Sering ingin makan
8. Merasa pusing dan kewalahan.
9. Dipenuhi pikiran yang tak masuk akal.
Bersihkan Aura
Agar tidak mudah tertular energi negatif, bersihkan aura secara teratur. Caranya bisa dengan mandi air garam dan kopi. Lebih bagus jika mandi di laut. Mandi air garam dan kopi ini sudah digunakan ribuan tahun untuk memurnikan diri. “Tambahkan satu genggam garam laut ke air mandi juga memberi efek yang sama,” kata Fenton Smith. Mandi air garam dan kopi sekali atau dua kali seminggu cukup untuk mereka yang punya profesi penyembuh.
Menggosok kedua tangan sampai hangat kemudian menyapukan ke tubuh dari kepala ke kaki juga membersihkan diri dari kenegatifan. “Sapu bagian depan dan belakang tubuh dengan gerakan menyapu panjang. Kemudian cuci tangan,” kata Webster.
Terapi Warna
Dalam terapi warna, warna sering dilihat sebagai energi terang dengan makna simbolik yang dikenali oleh otak bawah sadar dan dapat digunakan memperkuat dan menyeimbangkan kembali segala aspek kita. Semua warna memiliki perlindungan yang unik. Merah muda, misalnya, memelihara diri kita di waktu stres sedangkan hijau memperkuat tubuh melawan penyakit.
“Merah, oranye, kuning memberi cahaya dan melawan kenegatifan dan membantu Anda menghadai hal-hal di luar,” kata Narelle Green, terapis warna dan pendiri Soul Color. Oleh karena itu, ketika merasa lelah, gunakan scarf merah atau tempatkah bunga kuning di meja.
Terapi Kristal
Black tourmaline, jet dan fluorite dipercaya menangkis kenegatifan.Smoky quartz dan black obsidian menyerap energi negatif. Amber danbloodstone membersihkan dan memurnikan energi. Letakkan satu kristal di meja, simpan di saku, atau pakai sebagai perhiasan.
Kristal menyimpan energi negatif dan positif karena itu perlu dibersihkan secara teratur. “Kubur kristal di dalam sebuah mangkuk garam selama 24 jam kemudian bilas dengan air murni untuk menghilangkan sisa-sisanya. Keringkan secara alami,” kata Webster.